Saturday , July 20 2024
Pengertian, Dasar Teori dan Contoh Teori Interaksi Simbolik

Pengertian, Dasar Teori dan Contoh Teori Interaksi Simbolik

Teori interaksi simbolik berasal dari teori Max Weber tentang tindakan sosial yang dilakukan oleh setiap orang didorong melalui hasil pemaknaan sosial dari lingkungan sosial di sekitarnya. Hal tersebut berkaitan dengan teori interaksionisme simbolik yang sering digunakan pada sebuah penelitian sosiologi.

Sudah banyak penulis yang membahas teori tersebut, seperti Herbert Blumer dan George Herbert.

Hal yang penting dari teori interaksionisme simbolik yaitu perannya memfokuskan diri pada analisis perilaku individu dalam sebuah kelompok kecil. Tentu saja, teori tersebut tidak berfungsi dalam menganalisa masyarakat dalam jumlah banyak, seperti menganalisis adat dalam masyarakat umum. Tetapi, teori tersebut lebih memfokuskan pada analisis komunitas kecil, seperti perilaku masyarakat yang mempunyai keunikan dalam interaksi sosial.

Pengertian Teori Interaksionisme

Pengertian Interaksionisme yaitu teori yang berasal dari cabang sosiologi, secara khusus perannya membahas tentang seorang individu yang berperilaku dan membuat keputusan berdasarkan lingkungan yang ditempati oleh individu tersebut.

Teori tersebut mengacu dengan apa yang menjadi dasar seseorang dalam melakukan perbuatan yang diinginkan pada lingkungan yang ditempatinya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memahami respons dari stimuli yang sudah didapatkan oleh orang tersebut dan konteks lingkungan seperti identita lawan bicara dan hal yang terjadi di lingkungan individu tersebut berada.

Contohnya, saat berkendara menggunakan sepeda motor di jalan lalu disalip oleh kendaraan besar yang melaju dengan kecepatan tinggi maka interpretasi individu orang yang mengendarai sepeda motor kepada pengemudi kendaraan besar yang menyalip akan bernilai negatif.

Berbeda konteks dan penilaian saat kendaraan besar yang menyalip adalah transportasi mobil ambulans atau pemadam kebakaran yang sedang menyelamatkan orang.

Pengertian Teori Interaksionisme Simbolik

Pengertian teori interaksionisme simbolik dapat diartikan dengan memahami kedua makna katanya. Interaksi yaitu garapan sosiologi dan istilah, sedangkan simbolik yaitu ilmu komunikasi atau garapan komunikologo.

Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, teori interaksionisme yaitu salah satu teori yang digunakan dalam bidang penelitian sosiologi yang makna sosialnya diperoleh lewat proses interpretasi dan komunikasi dari simbol-simbol yang ada di lingkungan sekitar.

Dasar Teori Interaksionisme Simbolik

Dasar dari teori interaksionisme simbolik adalah teori behaviorisme sosial, yakni teori yang perannya memusatkan diri sendiri pada interaksi alami yang terjadi antara individu satu dengan lainnya dalam masyarakat atau masyarakat dan individu.

Interaksi antar individu muncul lalu berkembang lewat simbol-simbol yang diciptakan dalam sebuah komunikasi, seperti gerak tubuh, suara, gerak fisik, ekspresi dan perilaku simbolik lainnya yang dilakukan dengan sadar.

Simbol-simbol yang dilakukan oleh setiap individu biasanya sudah dikenal oleh masyarakat sekitar sehingga lawan bicara dapat memahami setiap makna dari sebuah komunikasi. Menurut Herbert. “Gerak tubuh merupakan simbol signifikan, sedangkan gerak tubuh mengacu pada setiap tindakan yang mempunyai makna. Makna tersebut dapat dipahami dan ditanggapi oleh lawan bicara sehingga akan muncul sebuah interaksi..

Contoh Interaksionisme Simbolik

Contoh interaksionisme simbolik yaitu saat melihat rambu-rambu lalu lintas larangan parkir dengan adanya simbol lempengan yang berbentuk lingkaran dengan tanda huruf P yang dicoret. Tanda tersebut dimaknai sebagai simbol yang maknanya sudah disepakati yaitu larangan parkir di sekitar area tersebut.

Tentu saja, kesepakatan tersebut sifatnya universal dari berbagai negara. Tanda lalu lintas yang bermakna larangan parkir dengan simbol tersebut sudah disosialisasikan lalu diperkenalkan kepada setiap individu mulai dari anak-anak hingga usia dewasa.

Makna simbolik dari tanda larangan parkir tersebut dimunculkan sebagai salah satu contoh interaksi sosial.

Perspektif Interaksionisme Simbolik

Perspektif mengenai interaksionisme simbolik yaitu berusaha dalam memahami setiap fenomena atau kejadian sosial dengan mengkaji bagaimana masyarakat memahami simbol-simbol yang ada di dalam masyarakat, seperti memahami makna simbol tanda larangan parkir.

Nah, teori interaksionisme simbolik disebut sebagai teori yang memahami fenomena sosial seperti melanggar aturan parkir di jalan sehingga momen tersebut tidak akan terjadi berulang kali.

Pandangan Teori Terhadap Interaksi Simbolis

Herbert Blumer mempunyai pandangan teori mengenai interaksi simbolis dengan tiga prinsip utama yang berlandaskan dari teori interaksionisme simbolik yaitu:

  1. Seseorang bertindak dan berperilaku berdasarkan makna yang diinterpretasikan dari tindakan atau perilaku orang tersebut.
  2. Makna sosial adalah hasil konstruksi sosial.
  3. Penciptaan makna dan pemahaman sosial adalah proses interaktif yang terus berlangsung.

Teori tersebut melihat realitas sebagai konstruksi sosial yang dibentuk dari proses interaksi yang terus berlangsung. Tak hanya itu, teori ini juga digolongkan sebagai teori mikro sosiologi karena ranah analisisnya sampai ke analisis individu.

Herbert Blumer mempunyai tiga asumsi yang didapat dari teori ini, di antaranya sebagai berikut:

  • Manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan orang lain.
  • Makna muncul dalam interaksi antar manusia.
  • Makna dimodifikasi melalui interpretasi.

Seiring waktu, perubahan zaman terus terjadi sehingga teori tersebut terus berkembang dari berbagai aliran dan mazhab. Seperti teori dari Herbert Blumer mengenai komunikasi simbolik yang saat ini mendapatkan kritikan dari para generasi baru karena dinilai telah bergeser ke arah analisis mikro.

Interaksionisme kini sudah memasuki era baru yang disebut dengan post-Blumerian. Terdapat beberapa upaya yang dilakukan terus menerus untuk mensintesiskan interaksionisme simbolik dengan beberapa gagasan lain seperti pertukaran, fungsionalisme struktural, fenomenologi dan etnometodologi.

Selain itu, post-Blumerian kini juga berupaya menyambung pemikiran dari post-strukturalisme, post-modernisme, studi kultural dan feminisme radikal.

Ternyata pembahasan mengenai teori komunikasi simbolik sangatlah menarik untuk diketahui karena perannya sangat realistis dalam kehidupan sehari-hari. Ingin belajar tentang ilmu lainnya setara di kampus luar negeri? Yuk bergabung bersama Sampoerna University, karena kalian bisa mendapatkan gelar Universitas di US dari Jakarta! Cek infonya lebih lanjut disini ya.